Senin, 14 Februari 2011

Arema vs Persiwa: Penutup Manis di Putaran Pertama


Kamis, 10 Februari 2011. Begitu menginjak bandara Abdurahman Saleh, langsung ada tweet yang masuk ke Blackberry saya. “Selamat datang di Bumi Arema” Ya, kembali ke Malang selalu membuat hati senang, apalagi jika Arema sedang berlaga. Banyak orang yang saya kenal dan pernah merasakan atmosfir Stadion Kanjuruhan secara langsung selalu merasa rindu untuk kembali kesini.

Kebetulan, saya satu pesawat dengan rombongan ANTEVE yang akan Live. Mau tak mau, saya juga harus pergi ke Kanjuruhan lebih awal karena mereka juga harus mempersiapkan peralatan untuk siaran. Selesai berbenah, waktu menunjukkan pukul 12.00. Kick-off pk. 15.30. Dan begitu masuk gerbang Kanjuruhan, saya tertegun. Stadion sudah hampir penuh. Bahkan, beberapa ada yang mengaku sudah standby dari jam 10 duduk di dalam stadion demi mendapatkan spot terbaik menonton tim Singo Edan. Sayangnya, ada Aremania yang jatuh dari tribun karena pingsan dan harus ditandu oleh medis. Katanya, karena sudah menunggu dari pagi bahkan belum sempat makan.

Pertandingan melawan Persiwa Wamena ini merupakan pertandingan terakhir bagi Arema di putaran pertama Indonesia Super League. Itulah mengapa Aremania tetap bersemangat memenuhi stadion walaupun jatuh pada hari Kamis. Tapi, di Malang, Arema sudah menjadi sebuah ‘agama’. “Mau hari apa aja disini pasti penuh,” ujar salah satu pedagang syal Arema. Dan saya langsung membayangkan bagaimana nanti saat AFC Champions League. Pasti antusiasmenya akan lebih membludak lagi.

Arema memang selalu menjadi teladan kesuksesan klub di Indonesia. Baik dari segi manajemen, panitia pertandingan bahkan hingga supporter. Tradisi mengantre pada saat membeli tiket selalu membuat saya kagum. Mereka selalu rela membeli tiket berapapun harganya demi melihat Arema berlaga. Tiket yang paling murah seharga Rp. 25.000 dan selalu sold out. Sebagai apresiasi, panpel dan sponsor pun juga menggelar undian berhadiah motor dari nomor potongan tiket bagi Aremania yang beruntung. Ini juga menjadi pemacu Aremania untuk membeli tiket asli dan lebih menghargai tiket yang sudah dibeli, tidak hanya dibuang begitu saja.

Tentunya saya tidak melewatkan mengobrol dengan Mas Darmaji, media officer Arema. Singo Edan akan dipadati dengan jadwal AFC Champions League dan ISL. Tanggal 27 Februari, mereka akan langsung terbang ke Osaka, Jepang. Tanggal 16 Maret akan menjamu Jeonbuk. Berdasarkan pada pengalaman klub-klub lain yang pernah mewakili Indonesia di ajang internasional tersebut, padatnya jadwal dan kelelahan fisik merupakan faktor utama kurang maksimalnya tim. Lain halnya dengan klub Jepang, dimana mereka mensiasati dengan menurunkan pemain-pemain muda. Regenerasi disana memang berjalan, jadi gap antara pemain cadangan maupun inti tidak terlalu jauh dan selalu dibiasakan untuk tetap sinergi. Lain halnya dengan klub di Indonesia yang sering mengandalkan beberapa pemain hingga ‘titik darah penghabisan’. Apalagi Arema yang tergabung dalam Grup G, harus berhadapan dengan tim kuat seperti Jeonbuk dan Cerezo Osaka.

Hasil akhir 4-0 menjadi penutup manis untuk Arema di putaran pertama ini. Finish di posisi runner-up, Arema hanya terpaut selisih gol dengan Persija. Namun, kemenangan besar di musim ini membuat publik Aremania berpesta. Apalagi riwayat kalah saat bertemu Persiwa pada Inter Island lalu seakan sukses membalaskan dendam. Pemain terbaik yang dipilih adalah Achmad Kurniawan. Dan yang paling membahagiakan adalah gol perdana oleh salah satu pemain timnas kebanggaan kita, Bustomi. JSeusai pertandingan, seluruh tim Arema selebrasi dengan mengelilingi lapangan, mengucapkan terima kasih kepada seluruh Aremania. Bagi saya, itu merupakan momen yang indah dan penting karena mempererat batin bagi pemain dan supporter. Semoga banyak klub yang bisa mencontohnya. J

Yang terakhir, berbagai spanduk Aremania juga selalu menarik perhatian saya. Aneka disain spanduk yang kreatif dan berukuran besar disusun rapi menghiasi sisi-sisi tribun. Namun ada satu yang menarik, yang mengingatkan saya pada spanduk di Inggris ‘This is Anfield’ namun yang ini bertuliskan “THIS IS AREMA”.

Salute Arema! Salute Aremania! Bergemalah selalu nyanyian Salam Satu Jiwa di bumi Kanjuruhan….

0 komentar:

Posting Komentar

Search