Rabu, 19 Oktober 2011

Sebuah Pilihan

Rahmad Darmawan. Siapa yang tak kenal dengan beliau. Pelatih yang kredibilitasnya sudah tak diragukan lagi. Meminjam perkataan teman saya, coach RD (begitu ia kerap dipanggilnya) bisa jadi merupakan satu-satunya manusia yang masih waras di dalam sistem persepakbolaan saat ini.

Ya, semalam saya berkesempatan bertemu dengan coach RD. Bukan sengaja ingin wawancara (apalagi sore sebelumnya, hasil drawing yang 'mengejutkan' itu ditayangkan). Dan bukan sengaja ingin bertanya tentang kekisruhan sepakbola sekarang. Ah, sia-sia jika bertemu seorang coach RD dan hanya membicarakan hal yang menurut saya makin lama makin membosankan itu.

Namun, yang namanya suka sepakbola, pasti obrolannya tak jauh-jauh dari situ. Sebenarnya, saya malah lebih ingin ngobrol tentang Om Hendarto, salah satu tokoh inspirasional bagi beliau dan bagi saya tentunya. Ya, mungkin bagi sebagian pecinta Persija, ada yang pernah mendengar nama Sugih Hendarto. Beliau adalah salah satu sahabat (alm.) Wiel Coerver dan sosok yang disegani banyak orang. Om Hendarto-lah yang bisa membuat seorang coach RD terharu.

Obrolan akhirnya sampai ke tentang substansi U23. Para pemain mulai curhat ke coach tentang kisruh kompetisi. Mereka bingung, selesai SEA Games harus berbuat apa. Rataan umur mereka hanya tersisa 1 tahun lagi untuk tetap bisa di U23 dan karena itu mereka harus tetap mengasah skill dengan bermain di klub, yang tentunya juga dengan kompetisi yang layak. Dan, memilih liga yang mana menjadi sebuah masalah yang lain lagi.

Hidup akan selalu dihadapi pada pilihan. Lebih tepatnya, memilih dan dipilih. Ingin jadi pemain bola, ingin bergabung dengan klub yang mana, ingin melatih dimana, dipilih jadi posisi apa, semua itu pilihan. Tapi, obrolan semalam membuat saya bertanya: "Apakah menjadi seorang pemain timnas itu pilihan?"

Ya, semua orang tahu sedang ada masalah apa dengan seorang pemain. Saya tak akan menyebut siapa dan apa masalahnya, anda bisa temukan sendiri di berbagai link berita. Tapi, ketika masalah itu kemudian masuk ke sebuah ranah social media, kemudian ada opini yang terbentuk seakan ada yang merasa tidak mendapat hak.

Seusai membela Qatar, beberapa pemain timnas senior dipanggil untuk membela U23 dengan toleransi diberikan hari libur terlebih dahulu untuk recovery. Namun, ada beberapa pemain yang inisiatif langsung datang tanpa istirahat sedikit pun, bahkan bersemangat menghubungi coach.

Dan ada 1 orang yang hilang... Yang dihubungi tak pernah dibalas, yang di-BBM hanya di-read saja, yang di-SMS juga tak pernah membalas. PSSI sudah mengancam mencoret namanya, lalu coach RD tetap memberikan kesempatan kedua hingga uji coba lawan Persiba Bantul.

Dan, akhirnya ia kemudian menghubungi.. Kronologisnya: minta maaf karena ada syuting 2 hari, kemudian mengantar keluarga karena sakit, dan baru bisa bergabung setelah tanggal 23 dengan kalimat pembuka: "Kalo coach butuh saya...."

"Saya butuh dia, Viola. Karena bagi saya, setiap pemain dapat hak untuk dipanggil. Mengenai nantinya dia kurang bagus, ada 5 pelatih yang akan menilai. Jadi, adil kan seorang pemain dicoret bukan karena tidak dipanggil."

"Tapi, menurut saya, ini panggilan bermain di timnas. Mengapa timnas yang jadi harus menawar? Ini bukan masalah butuh atau tidak lagi.."

Saya merenung. Dia bilang dia sendirian datang kesini juga dengan istrinya, lalu menjadi WNI. Bukankah ia punya keluarga? Kakak, adik ipar, om, atau siapapun yang saya juga pernah lihat di infotainment?

"Kalau coach di posisi saya, bagaimana?"

"Kamu belum punya anak. Ketika anak saya yang pertama lahir dulu, saya ada di Thailand membela timnas."

Dan pemain itu terdiam dengan balasan coach.

Namun, akhirnya ada alasan yang lain lagi..

"Saya juga manusia, Viola. Ferdinand sekarang istrinya sedang hamil 9 bulan dan sebentar lagi melahirkan. Saya pasti akan suruh dia pulang untuk kembali lagi.. Saya tidak akan mungkin setega itu.."

Saya mengangguk yakin. "Saya percaya, coach."

"Sebenarnya, dia anak yang baik..."

Kami berdua pun tersenyum.

Dan saya tetap bertanya..

Jadi, apakah menjadi pemain timnas itu sebuah pilihan?


Di sebuah mal di Senayan, 19 Oktober 2011.

0 komentar:

Posting Komentar

Search